SDGs ITPLN > News > SDG 08 - Decent Work and Economic Growth > Waste To Energy di Pulau Tinggi, Kerja Sama IT PLN dan PLN UIW Babel

Waste To Energy di Pulau Tinggi, Kerja Sama IT PLN dan PLN UIW Babel

Posted by: Admin SDGs
Category: SDG 08 - Decent Work and Economic Growth, SDG 09 - Industry, Innovation and Infrastructure, SDG 11 - Sustainable Cities and Communities, SDG 17 - Partnerships for The Goals
Waste To Energy di Pulau Tinggi

Listrik Indonesia | Untuk mendukung Pemerintah dalam menerapkan Waste to Energy (WTE), Institut Teknologi PLN bekerjasama dengan PT PLN (Persero) Unit Induk Wilayah Bangka Belitung, melalui Unit Pelaksana Pembangkitan Bangka Belitung, medio Juli 2020.

Sebagai perguruan tinggi terdepan yang menangani ketenagalistrikan, Tim IT PLN menerapkan WTE di Babel dengan memanfaatkan sampah menjadi bahan bakar alternatif melalui proses peyeumisasi menjadi energi yang dapat digunakan sehari-hari. 

Vendy Antono, Dosen Fakultas Teknologi dan Bisnis Energi IT-PLN menjelaskan, implementasi PLTS ini dengan mengambil pelet sampah dari TPA Jungjung Besaoh di Toboali, Pulau Tinggi, sebanyak 384 kg per hari. Kemudian, proses gasifier yang dapat mengubah 16 kg pelet sampah menjadi 37 m3 syngas dalam waktu 1 jam. Gasifikasi ini dialirkan ke genset berkapasitas 16 kW. Spesifikasi gasifier dan genset memungkinkan beroperasi selama 24 jam.

Waste To Energy di Pulau Tinggi
Waste To Energy di Pulau Tinggi

PT PLN (Persero) Unit Induk Wilayah Bangka Belitung melalui Unit Pelaksana Pembangkitan Bangka Belitung, bekerjasama dengan Institut Teknologi PLN Jakarta mengimplementasikan Waste to Energy di Pulau Tinggi Tobali Bangka Belitung. Tim IT-PLN bersama Tim Unit Pelaksana Pembangkitan Bangka Belitung melakukan studi dan diskusi terkait dengan data-data pendukung yang ada di Pulau Tinggi mengenai sampah dan pengolahannya, mengenai analisis kelayakan pembangkit listrik tenaga sampah yang akan diimplementasikan, perhitungan analisis teknis dan ekonomis, serta kajian sosial, kajian regulasi dan pemakaian teknologi yang akan gunakan,.

Energi dari sampah sebagai sumber energi listrik ini masih lebih murah dibandingkan dengan  PLTD. Biaya Pokok Penyediaan (BPP) listrik dari sampah sebesar Rp 817,27/kWh, lebih  murah dibandingkan harga tarif dasar listrik Rp 1.467,28, seperti diungkap Ginas Alvianingsih, Dosen Fakultas Ketenagalistrikan dan Energi Terbarukan IT-PLN.

Beberapa kendala di lapangan, seperti diungkapkan R. Sapto Yuwono, Manager Lembaga Terapan IT-PLN yang menjadi Koordinator kegiatan ini, yaitu tantangan untuk mendapatkan pelet sampah, perlu kesadaran masyarakat dan andil instansi pemerintahan untuk mengelola sampah sebagai bahan baku.

Akhirnya, setelah melakukan banyak persiapan dan kajian, tim IT-PLN dan PLN UPP Babel melakukan uji coba pada Sabtu, 18 Juli 2020. “Alhamdulillah akhirnya uji coba berjalan baik dan lancar dan akan segera dilakukan comissioning test beberapa hari ke depan,” pungkas Abdul Mukhlis, GM PT PLN (Persero) Unit Induk Wilayah Bangka Belitung. Mukhlis berharap kesuksesan ini dapat diimplementasikan di Pulau-pulau sekitar yang masih menggunakan bahan bakar solar untuk mengaliri listrik warga. (AM/Fr)

Sumber : Listrik Indonesia

Author: Admin SDGs
en_USEnglish