Sebagai upaya tindak lanjut dari kegiatan presentasi proses pengolahan sampah menjadi bahan bakar dari ITPLN sebelumnya di gedung Walikota Jakarta Barat pada tanggal 12 Oktober 2021, pada Jumat, 22 Oktober 2021 Institut Teknologi PLN mendapat kunjungan dari Walikota Jakarta Barat yang diwakili oleh Ibu Leli dan Bapak Enrile Indro P dari Suku Dinas Lingkungan Hidup Jakarta Barat beserta jajaran untuk melihat proses pengolahan sampah yang ada di ITPLN.
Kunjungan ini sebagai bentuk upaya merealisasikan program pembangunan tempat pengolahan sampah yang nantinya akan berlokasi di Joglo dan diharapkan dapat terealisasi di tahun 2023. Pihak Walikota Jakarta Barat ingin meninjau dan mempelajari proses pengolahan sampah yang dilakukan serta mengetahui sarana dan peralatan yang digunakan di WTEC ITPLN.
Pihak ITPLN menyambut baik kedatangan dari Jajaran Walikota Jakarta Barat yang di sambut oleh Bapak Dr. Ir. Soetjipto Soewono, Dipl. GE selaku Wakil Rektor IV Bidang Kerjasama & Usaha, Ibu Susani, S. Psi selaku Kepala Rektorat, Bapak Syarif Hidayat, S.Si., MT. selaku Manager Bagian Usaha, dan Bapak Median Hardianto Sirait. Bapak Soetjipto mengucapkan terima kasih kepada Jajaran Walikota Jakarta Barat yang sudah berkunjung ke ITPLN. Sampah sudah menjadi masalah yang selalu ada di setiap perkotaan besar, mulai dari tahun 2015 ITPLN telah mengembangkan proses pengelolaan sampah dan terjun mengatasi masalah sampah ini. Konsep awal dari pengolahan sampah pada saat itu untuk dapat dimanfaatkan menjadi bahan bakar, namun sekarang ITPLN berinovasi melakukan gasifikasi yang dapat dimanfaatkan sebagai bahan bakar untuk PLTU Mini yang menghasilkan energi listrik melewati Pembangkit Listrik Tenaga Uap, penjelasan dari Bapak Soetjipto.
Saat mengunjungi laboratorium WTEC, Bapak Median menjelaskan proses pengolahan sampah dari awal pemilahan hingga menjadi briket atau pelet. Pertama sampah dilakukan pemilahan untuk nantinya dapat dilanjutkan ke proses fermentasi. Setelah sampah dipilah kemudian dimasukan ke bak kayu untuk proses fermentasi dengan dilakukan penyiraman aktifator, proses fermentasi ini berlangsung selama 5 sampai 7 hari hingga menyusut. Setelah menyusut kemudian dilakukan pencacahan untuk menghaluskan sampah yang sudah di fermentasi, semakin halus pencacahan semakin bagus untuk dijadikan bahan bakar. Lalu sampah halus dicetak menjadi briket/pelet. Setelah dicetak kemudian dijemur hingga kering dibawah sinar matahari. Terakhir Bapak Median menyebutkan dalam sehari ITPLN dapat menghasilkan 50 kg pelet.
Semoga dengan kunjungan ini dapat terjalin kerja sama antara ITPLN dan Pemerintah Kota Jakarta Barat untuk pengelolaan sampah yang bernilai jual dan mengurangi polusi yang ditimbulkan oleh pembakaran sampah. Hingga nantinya dapat di terapkan oleh TPS di Jakarta Barat.
Sumber : itpln.ac.id